LAJUPANTURA.COM – Korea Selatan (Korsel) akan merilis senjata militer terbarunya, KF-21 Boramae. Prototipe pertama pesawat tempur generasi 4,5 ini pertama kali terungkap di fasilitas Korea Aerospace Industries Co. di Sacheon, Korea Selatan.
Pesawat generasi terbaru Korsel tersebut telah menyelesaikan 50% dari program uji keseluruhan. Persyaratan pengujian darat juga sudah diselesaikan hampir 95% untuk persiapan uji penerbangan perdana pada Juli 2022 ini.
Dalam proyek pesawat generasi 4,5 ini ada andil dari Indonesia. Diketahui, Indonesia membiayai 20% proyek yang bernilai sekitar USD 7,6 miliar tersebut. Ini akan menjadi peluang baik bagi kedua negara dalam industri kedirgantaraan.
Baca Juga: Karakter Omicron BA.4 dan BA.5, Cepat Menular dan Kebal Terhadap Antibodi
Dengan rilisnya pesawat militer tersebut, Korsel berharap akan mengurangi ketergantungan pasokan alutsita militernya, utamanya dari Amerika Serikat. Sebelumnya, Korsel juga telah berhasil meluncurkan kendaraan pengiriman satelit pada minggu ketiga Juni 2022.
Pesawat generasi 4,5 adalah pesawat dengan kemampuan canggih yang dilengkapi fitur radar active electronically scaned array (AESA), tautan data berkapasitas besar, peningkat avionik serta menampung persenjataan canggih era terkini.
Pesawat KF-21 Boramae yang bergenerasi 4,5 belum memenuhi standar pesawat siluman generasi 5 seperti F-22 dan F-35 milik AS. Pesawat milik Korsel ini masuk kategori warbird generation 4,5 sama seperti F-15/EX, Strigle Eagle milik AS, Chengdu J-10C milik China dan Sukhoi Su-35 Rusia.
Baca Juga: Kolaborasi Satgas Menko Perekonomian & Pemerintah Tanggulangi Penyebaran Virus PMK
KF-21 menjadi awal yang baik untuk industri senjata militer Korsel. Selain untuk mengurangi ketergantungan dari AS, dengan dirilisnya pesawat ini, Korsel akan memposisikan diri sebagai produsen dan pengekspor utama persenjataan militer kelas atas.
Proyek KF-21 menjadi salah satu proyek unggulan Korsel. Pangsa pasar yng dibidik Korsel adalah negara-negara dengan kemampuan ekonomi sedang hingga tinggi. Terlebih, mereka yang mencari harga dibawah milik AS-Rusia yang dinilai terlalu mahal.
Dalam penggarapannya, KF-21 diproduksi Korsel bersama Indonesia. Dikabarkan, Indonesia telah berjanji menanggung biaya proyek tersebut sebesar 20%. Adapun nilai proyek tersebut sebesat USD 7,6 miliar.
Baca Juga: Kolaborasi Charlie Puth dengan Jungkook BTS dalam lagu Left and Right
Sebelumnya, Indonesia dilaporkan tidak akan ikut menanggung pembiayaan pembuatan pesawat tersebut. Namun, pada November 2021 kedua negara telah menandatangani kesepekatan kerjasama pembayaran.
“Indonesia akan melakukan pembayaran selama lima tahun ke depan hingga 2026, dan 30% dari itu akan menjadi transfer dalam bentuk barang,” terang Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan.
Artikel Terkait
China Luncurkan AI ke Satelit, Disebut Mampu Eksplorasi dan Pantau Objek Tersembunyi
RS-28 Sarmat: Rudal Mematikan Teranyar Milik Rusia
Taiwan Ujicoba Drone Bersenjata Canggih Untuk Pertahanan Asimetris
Melihat Kriptophone Rusia Yang Diretas Barat dan Teknologi Militer Canggih Lainnya