LAJUPANTURA.COM - Pemerintah telah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan bahwa defisit APBN pada tahun depan berada di bawah 3 persen, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
"Defisit APBN tahun 2023 makin mengecil, yaitu sebesar Rp598,2 (triliun) atau 2,84 persen. Ini secara konsisten melaksanakan Perpu 1 2020 atau Undang-Undang 2 2020, yaitu konsolidasi fiskal di mana pada tahun 2023 defisit harus dijaga di bawah 3 persen dari GDP," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Lima arahan Presiden Joko Widodo kepada KPU terkait kesiapan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024
Berikut rincian alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani:
Sektor pendidikan mencapai Rp612,2 triliun yang terdiri atas pemerintah pusat Rp237,1 triliun, transfer ke daerah sebesar Rp305,6 triliun, dan pembiayaannya Rp69,5 triliun.
Sektor kesehatan mencapai Rp178,7 triliun terdiri atas belanja dari pemerintah pusat Rp118,7 triliun, dan transfer ke daerah 60 triliun.
Baca Juga: Gunung Semeru erupsi, PVMG naikkan status menjadi level 4
Anggaran untuk bantuan-bantuan sosial dalam rangka memberikan perlindungan pada saat guncangan terjadi adalah sebesar Rp476 triliun yang terdiri atas anggaran pemerintah pusat Rp454,7 triliun, transfer ke daerah. Rp17 triliun, dan pembiayaan Rp4,3 triliun.
Anggaran untuk Infrastruktur tahun depan mencapai Rp392,1 triliun di mana belanja pusat adalah Rp211,1 triliun, transfer ke daerah Rp95 triliun, dan pembiayaan Rp86 triliun.
Artikel Terkait
Pertalite disubsidi APBN, Jokowi: kita tahan-tahan betul agar tidak naik
Subsidi APBN Membengkak Demi Tahan Kenaikan Harga BBM, Listrik dan LPG 3 Kilogram
Pemerintah Resmi Hapus Pungutan Ekspor CPO Sawit hingga 30 Agustus, Begini Penjelasan Sri Mulyani
Subsidi APBN Jebol, Pemerintah akan Naikkan Harga BBM Subsidi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ungkap alasan kenaikan harga BBM meski minyak dunia turun