Oleh: Khoir el Umar*
Ziarah umumnya dilakukan oleh masyarakat muslim dengan mengunjungi makam-makam yang diyakini sakral dengan kondisi masyarakat monokultural (budaya yang sama), seperti makam para wali dengan lingkungan mayoritas muslim.
Kondisi tersebut berbeda dengan ziarah yang dilakukan di Makam Mbah Alun di tengah masyarakat multikultural yang terdiri dari tiga agama berbeda.
Hal ini berbeda ketika berziarah di Makam Mbah Alun, seperti peziarah yang datang pagi-pagi secara beramai-ramai di hari jumat kliwon, ada pasar bongkar-pasang yang menyediakan bunga tujuh rupa, makanan, dan minuman.
Baca Juga: Melihat Sejarah Makam Mbah Alun di Desa Balun Kabupaten Lamongan
Selain hal tersebut, terlihat pemandangan Masjid, Pura, dan Gereja yang berdiri berdekatan di area taman dan Makam Mbah Alun.
Desa Balun merupakan salah satu desa di Kabupaten Lamongan dengan keragaman agama terdiri dari Agama Islam, Kristen, dan Hindu.
Perbedaan tersebut lantas tidak menimbulkan konflik maupun perselisihan terhadap para peziarah, justru perbedaan yang ada membuat masyarakat Desa Balun semakin terbuka terkait kedatangan para peziarah di Makam Mbah Alun.
Baca Juga: Resmi Rilis, Ini Spesifikasi dan Harga Infinix Zero 5G di Indonesia
Keragaman bagi masyarakat Desa Balun diibaratkan seperti taman bunga, bermacam-macam bunga akan tampak lebih indah. Begitu juga ziarah bagi masyarakat asli Desa Balun, merupakan tradisi yang dilakukan sebagai suatu penghormatan kepada leluhur dan mengingatkan sejarah kelahiran masyarakat.
Kondisi sosial masyarakat Desa Balun tersebut merupakan bentuk masyarakat multikultural yang saling menghormati dan menerima perbedaan sebagai suatu perlakuan yang setara.
Perlakuan tersebut sebagai cara yang legal untuk saling mengapresiasi perbedaan dengan mengakui perbedaan bukan sebagai suatu penyimpangan.
Baca Juga: Mengenal Timnas Futsal Indonesia Dari Masa ke Masa
Pada masyarakat multikultural terdapat suatu nilai yang diyakini sebagai pengakuan perbedaan. Nilai tersebut dapat disebut sebagai sikap toleransi yang diterapkan masyarakat Desa Balun dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak menimbulkan konflik dan mampu mewujudkan kerukunan.
Artikel Terkait
Melihat Sejarah Makam Mbah Alun di Desa Balun Kabupaten Lamongan