Oleh: Khoir el Umar*
Islam adalah agama yang kental dengan tradisi ziarah, dalam Islam mengunjungi makam-makam suci dianggap sebagai suatu kebudayaan yang mengandung nilai-nilai sakral.
Sebagai umat Islam yang meyakini hubungan spiritual, praktik ziarah merupakan bagian dari ekspresi keagamaan yang menghubungkan ungkapan manusia kepada Tuhan.
Ziarah di Makam Mbah Alun memiliki rasa yang berbeda, pasalnya tempat Makam Mbah Alun berada di tengah masyarakat multikultural yang terletak di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.
Baca Juga: Resmi Rilis, Ini Spesifikasi dan Harga Infinix Zero 5G di Indonesia
Makam Mbah Alun erat kaitannya dengan sejarah Desa Balun, sosok yang dihormati sebagai leluhur oleh penduduk asli Desa Balun.
Mbah Alun atau dikenal sebagai Raden Sin Arih merupakan Raja Blambangan bernama Bedande Sakte Bhreau Arih bergelar Raja Tawang Alun I, lahir di Lumajang tahun 1574, anak dari Minak Lumpat yang merupakan keturunan Lembu Miruda dari Majapahit.
Raden Sin Arih menjadi Raja Blambangan bergelar Sunan Tawang Alun I tahun 1633-1639, setelah mendapatkan restu dari Panembahan Sidengrono Kedaton Giri.
Baca Juga: Siasat Menangani Waduk Jebol, Bupati Lamongan Intruksikan Buat Tanggul Darurat
Pada masa pemerintahannya sekitar tahun 1636-1639, Sunan Tawang Alun I mendapat serangan dari Mataram dan Belanda, sehingga Kedatonnya hancur.
Raden Sin Arih kemudian menyelamatkan diri dan bersembunyi dari kejaran Mataram, hingga menetap serta mengajarkan ajaran Islam di tempat persembunyiannya. Raden Sin Arih lebih dikenal dengan nama belakang dari gelar kerajaan Tawang Alun I, Raden Alun yang saat ini disebut Mbah Alun.
Konon Desa Balun diambil dari nama Mbah Alun (Raden Sin Arih Raja Blambangan Sunan Tawang Alun I). Desa tempat makam Mbah Alun tersebut, kemudian disebut Desa Mbah Alun dan kini menjadi Desa Balun.
Baca Juga: Indonesia Masuk Semifinal Piala AFF Futsal 2022, Sosok Pelatih Jadi Sorotan
Situs makam Mbah Alun merupakan makam bersejarah berdirinya Desa Balun, pengabdian dan kontribusi Mbah Alun terhadap masyarakat setempat dengan mengajarkan Islam menjadi bagian dari sejarah Desa Balun.