LAJUPANTURA.COM - Rencana hengkangnya perusahaan minyak Shell dari Blok Masela, menimbulkan spekulasi penerus pengelola blok minyak tersebut. Beberapa pihak sudah mulai mendekati Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan eksplorasi minyak di Lepas Laut Arafuru. Rencanannya konsorsium pengelolaan Blok Masela akan terdiri dari dua hingga tiga perusahaan patungan.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan ada potensi perusahaan minyak dan gas (migas) asal Uni Emirat Arab atau UEA ikut mengelola Masela. Disebutkan, kemungkinan konsorsium asal UEA akan mengambil 35% hak partisipasi kilang Gas Alam Cair (LNG) di Masela.
Sementara itu, spekulasi lain China dan ExxonMobil juga akan ikut berinvestasi di Masela. Menteri Luar Negeri China, Lu Kang, beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya terbuka untuk penawaran investasi terkait dengan pengembangan proyek kilang LNG Abadi Blok Masela.
Baca Juga: Gerindra-PKB Saling Terbuka Ditengah Penjajakan Koalisi dengan PDIP
Belakangan, ExxonMobil juga ikut melakukan studi pengambilan sebagian hak partisipasi Shell di proyek kilang LNG Abadi Blok Masela. Studi itu dilakukan setelah operator proyek LNG Masela, Inpex Masela Ltd. mengundang ExxonMobil untuk ikut meninjau data room terkait dengan pengembangan salah satu blok migas laut dalam terbesar di dunia tersebut.
“Belum tahu kalau itu [China ikut], malah saya baru dengar, yang saya tahu ada dari tempat lain mungkin malah dari UAE [United Arab Emirates], mungkin ya,” kata Luhut.
Pemerintah telah mendorong sejumlah perusahaan migas asing untuk berpartisipasi mengelola blok Masela. Dalam beberapa tahun belakangan, produktivitas kilang laut itu menunjukkan trend positif ditengah krisis energi global.
Baca Juga: Indonesia Raih Dua Juara di Turnamen Bulutangkis BWF Tour S300 Hylo Open 2022
Terpisah, Menlu Lu Kang menegaskan China akan tertarik untuk ikut berinvestasi di setiap kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Menurut dia, komitmen itu akan ikut mempererat hubungan kedua negara sahabat tersebut.
Hanya saja, dia enggan mengonfirmasi kabar ihwal salah satu perusahaan hulu migas China, PetroChina Company Ltd. yang disebutkan tertarik untuk ikut mengambil sebagian hak partisipasi yang dilepas Shell di Blok Masela.
“Saya perlu mengecek detailnya terkait itu. Tapi saya bisa katakan bahwa seluruh area yang menjadi penawaran pemerintah Indonesia untuk perusahaan dan pemerintah luar sejauh bermanfaat kami akan menunjukkan minat kami,” tutur Lu Kang.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Juara Dunia MotoGP 2022, Alex Rins Beri Kado Terindah Perpisahan Suzuki
Kendati demikian, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Inpex saat ini telah memproses kajian yang lebih dahulu dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sebagai perwakilan pemerintah pada salah satu proyek strategis nasional itu.
Dwi menuturkan pembentukan konsorsium pengambilalihan 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela itu masih dinamis. Menurut dia, pembentukan konsorsium akan tergantung pada keuangan Pertamina untuk membeli keseluruhan hak partisipasi Shell tersebut.
Artikel Terkait
Pemerintah Naikkan Harga BBM Bersubsidi, Namun Masih Jauh di Bawah Harga Keekonomisan
Banggar DPR Usulkan Pemerintah Hapus Listrik 450 VA untuk Tingkatkan Permintaan Listrik
Wacana Penyesuaian Tarif Tol Belum Diwacanakan Meski BBM Sudah Alami Kenaikan Harga
Genjot Permintaan Listrik PLN, Pemerintah Rencanakan Konversi Elpiji 3 Kg ke Kompor Listrik
Sejumlah Bandara Sepi Penumpang, Kemenhub Koordinasi dengan Pemda dan Maskapai Penerbangan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil Ditengah Badai Krisis Ekonomi Global